Bali.pikiran-rakyat.com- Delapan Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Tabanan melaporkan Ketua DPD II Golkar Tabanan, I Nyoman Wirya, ke DPD I Golkar Bali.
Pelaporan ini dilakukan pada Rabu (10/7/2024) di Kantor DPD I Golkar Bali.
Ketua DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry, membenarkan adanya laporan tersebut.
Ia menyatakan bahwa delapan PK Golkar Tabanan menyampaikan aspirasi mereka terkait sikap Ketua DPD II yang dianggap menyimpang.
"Delapan PK ini meminta bertemu dengan pengurus DPD I Golkar Bali. Kami pun memenuhi permintaan itu, dengan membahas beberapa hal, terutama berkaitan dengan delapan PK setuju dengan adanya Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Tabanan," ungkap Sugawa Korry.
Kata Sugawa Korry, pihaknya tidak akan memanggil Nyoman Wirya untuk klarifikasi terkait dengan sikapnya tersebut. DPD I Golkar Bali, setelah ini hanya akan mengawal apa yang sudah berporses.
“Gak, gak. Untuk menjaga kondusifitas, kami sementara ini tidak akan memanggil (Nyoman Wirya),” jelasnya.
Sementara itu, Tokoh Golkar Tabanan, I Nyoman Weda Utama alias Tatit menjelaskan, bahwa kedatangan delapan PK Golkar ke DPD I bertujuan untuk melaporkan upaya penjadwalan pleno oleh PK Tabanan yang diduga digagalkan oleh Ketua DPD II Golkar Tabanan.
"PK juga meminta ke DPD I, supaya menjatuhkan sanksi kepada yang bersangkutan (Nyoman Wirya)," tegas Tatit.
Tatit menambahkan bahwa penyimpangan yang dilakukan Wirya diduga karena adanya pertemuan antara Wirya dengan Ketua DPC PDI Perjuangan Tabanan, Komang Gede Sanjaya.
Pertemuan tersebut dinilai membuat gerah PK Golkar Tabanan, yang berharap Golkar dapat bangkit kembali melalui KIM.
"Kami ingin menghadapi suatu perubahan. Jadi di internal partai itu tidak boleh ada penyimpangan. Pak Nyoman Wirya dalam melangkah sudah cukup jauh (mengadakan pertemuan di rumah makan)," bebernya.
Sebelumnya, Ketua DPD II Golkar Tabanan I Nyoman Wirya membantah adanya pembicaraan politik dalam pertemuannya dengan Sanjaya. Ia menegaskan bahwa pertemuan tersebut hanya untuk bersilaturahmi dan tidak membahas koalisi.
"Tidak ada perbincangan politik. Sehingga tidak sampai berbicara soal koalisi. Apalagi, saat ini dua partai ini, sudah melakukan survey masing-masing," ucapnya. ***