Kedua orang tuanya hijrah dari desa di Kecamatan Kuta Selatan ke kecamatan Petang lalu ditinggal di Desa Pelaga untuk menunaikan tugasnya.
Kata itu, akses atau infrastruktur tidak semulus kini. Dari desa ke desa dihubungkan dengan jalan setapak. Naik turun bukit. Pendapatan masyarakat juga terbatas.
Saat orang tua Giri Prasta menolong warga/pasien tidak jarang tidak mendapat upah uang.
Baca Juga: Giri Prasta Beri Respon Ketika Putra Dijagokan di Pilkada Badung: Dilantik Saja Belum!
Sebagai ucapan terimakasih, warga yang ditolong memberikan hasil bumi, berupa ketela, jagung,rempah-rempah lainnya, hingga ayam pitik (ayam peliharaan). Meski semua itu kadang ditolak.
Giri Prasta terkenang akan hal itu dan sempat menceritakan kisah tersebut dalam suatu pertemuan dengan masyarakat.
Kala giri Prasta kecil,ayam Bima nata ini pun sering diajak untuk ke rumah warga yang menjadi pasien bapak atau ibunya.
Kala itu, Giri Prasta teringat sekitar jam 2 malam ada warga yang membutuhkan pertolongan, ia bersama ibunya pun diangkut menggunakan keranjang menuju rumah pasien.
Karena perjuangan dan pengalamanyang dirasakan itulah, Giri Prasta mengaku mencontoh itu semua.