Baca Juga: Koster Pastikan Paket Pilkada Karangasem Dikocok Ulang, Gede Dana Tegas Sampaikan Ini
Meskipun bertato, Hoho Alkaf berhasil membuktikan bahwa tato tidak selalu menjadi tanda dari perilaku buruk.
Meskipun banyak yang menilai tato sebagai simbol premanisme atau perilaku kriminal, Hoho menepis anggapan tersebut dengan kinerjanya yang cemerlang sebagai Kades. Dia berhasil mendapat dukungan warga pada pemilihan kepala desa tahun 2019.
Sebagai seorang kepala desa, Hoho Alkaf lebih memilih fokus pada pembangunan desa daripada menanggapi komentar negatif tentang tato-tatonya.
Baca Juga: Nonton Film di Tepi Pantai Bisa Banget, Jadwal dan Film Tayang di Sunday Beach Club Bali
Baca Juga: Modal Rp 20 Ribu, Bule Cantik Asal Inggris Ini Terkejut Bisa Belanja Banyak Barang di Bali
Salah satu aksi kontroversialnya adalah menyumbangkan mobil pribadinya untuk keperluan desa.
Mobil tersebut digunakan untuk membantu mobilitas warga desa, seperti mengantar yang sakit atau membutuhkan pertolongan darurat. Selama kepemimpinannya, ia berkomitmen tidak ingin menyusahkan masyarakat. ***