Bali.pikiran-rakyat.com – Setelah sekian lama terpendam, Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Memilu Bali – Nusra, I Gde Sumarjaya Linggih alias Demer akhirnya membokar dukungan Golkar ke Nyoman Giri Prasta.
Dukungan Ketum Golkar, kata Demer bukan tanpa alasan. Itu kerana popularitas Bupati Badung Giri Prasta yang berdasarkan survey berada di atas calon lainnya.
Demer sendiri mengaku menyajikan data tersebut sesuai hasil survey yang juga perintah Ketum Partai Golkar.
“Saya ini hanya menyajikan, waktu itu ada survey dan disuruh oleh Ketua Umum untuk melakukan survey dulu. Setelah di-survey saya sodorkan ke Ketua Umum. Ini lho kondisinya,” kata Demer dilansir, Rabu (12/6/2024).
Anggota DPR RI itu pun mengaku tidak tahu secara detail, sehingga bagi yang menuding dirinya adalah dalang di balik semuanya, kata Demer yang secara tidak langsung menuding Ketum.
“Saya tidak tahu persis. Kalau sekarang ada yang menuding saya, berarti dia menuding Ketua Umum. Ini saya depan umum, depan podcast ngomongnya. Ketua Umum memilih Giri Prasta,” tegasnya.
“Saya hanya menyodorkan data, saya bukan yang mengambil keputusan dan saya tidak pada posisi untuk mengambil keputusan,” kata Politikus asal Buleleng - Bali itu.
Pun demikian, jika dia bertindak sebagai pengambil keputusan, bukan berarti Ketum menyetujuinya keputusan yang diambilnya.
“Emang kalau saya ambil keputusan dan Ketum tidak mau bisa saya paksa? Kan tidak bisa, gitu lho,” tegas Demer lagi.
Baca Juga: Pilkada Badung: Adi Arnawa Disebut Lakukan Politik Praktis? Ketua DPRD Badung Bilang Begini!
Keputusan untuk mendukung Giri Prasta pada Pilkada Badung di periode kedua itu murni keputusan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto.
“Ini adalah murni keputusan Ketua Umum yang ingin memang,” ujarnya.
Pada Pilkada Badung 2020 lalu, Golkar sendiri sempat membentuk pasangan caon yang sedianya melawan Giri Prasta – Suiasa. pasangan calon itu adalah Agung Diatmika – Muntra.
Koalisi pun terbentuk yang dimotori oleh Golkar, gerindra dan nasdem. rekomendasi dari gerindra dan nasdem pun telah ditujukan ke Diatmika – Muntra.
Namun Golkar sebagai poros utama kekuatan justru membelot mendukung Giri Prasta- Suiasa sehingga agung Diatmika Muntra gugur karena tidak memenuhi syarat parlemen.
Pilkada 2020 pun hanya diikuti oleh satu pasangan calon, yakni Giri Prasta – Ketut Suiasa.
“Partai ini kalau mencalonkan orang yang posisinya lemah, jangan kader, pengurus pun bisa berpura-pura dan lari. Ini kalau posisinya lemah,” ujar Demer dalam Podcast yang pandu Agus Hendra dan tayang di Youtube Bali Konten
“Kalau posisinya kuat, teman-teman pengurus, fraksi-fraksi ini yang disebut korea- korea ini, itu langsung (solid) bahkan keluar duit pun mau,” kata Demer lagi.
Hal itu dilakukan, lanjut dia, tidak terlepas dari kepentingan kedepan guna mendapat fasilitasi seperti bansos dan lainnya sebagai manusia dalam pencalonan.
“Untuk mensolidkan partai, ya mencalonkan yang kuat. Begitu partai mencalonkan yang kuat, partai ini solid,” tegas Sumarjaya Linggih. ***