Barong Brutuk Penguasa Trunyan Simbol Pertemuan Laki-laki dan Perempuan

- 11 Maret 2024, 13:09 WIB
Ilustrasi Barong Brutuk Penguasa Trunyan
Ilustrasi Barong Brutuk Penguasa Trunyan /TikTok

Baca Juga: Proyek Vila di Ungasan Tutup Jalur Sungai, Ni Luh Djelantik Berang

Pentas Barong Brutuk dimulai pukul 09.00 di areal pura, dimulai dari jeroan, jaba tengah, hingga jaba pura.

Para penari berlari-lari dan memecut ke arah penonton, menciptakan suasana yang mendebarkan.

Tradisi ini diyakini bermula dari upaya mengobati penyakit cacar dan penyakit kulit lainnya yang pernah mewabah di Desa Trunyan. Masyarakat setempat percaya bahwa pecutan akan memberikan kesembuhan dan keselamatan.

Setelah pertunjukan, penari melepas topeng dan pakaian mereka, lalu mandi di danau sebagai bagian dari ritual pembersihan.

Baca Juga: Pulang Kampung, Satu Pemotor Tewas Tertimpa Longsoran Shortcut Singaraja-Denpasar

Baca Juga: Proyek Vila di Ungasan Tutup Jalur Sungai, Ni Luh Djelantik Berang

Selain sebagai simbol kebudayaan, Barong Brutuk juga memiliki makna spiritual yang dalam. Ia merepresentasikan pertemuan antara perempuan dan laki-laki sebagai bagian dari proses kehidupan manusia, sebagaimana yang diajarkan dalam agama Hindu dengan konsep Purusa dan Pradana.

Barong Brutuk juga menjadi penjaga kearifan lokal dengan mempersembahkan pengetahuan tentang leluhur kepada penerus mereka.

Dari segi kostum, penari Barong Brutuk mengenakan topeng dari tempurung kelapa dan pakaian dari dedaunan pisang yang dikeringkan, hampir seluruhnya terbuat dari bahan alami.

Halaman:

Editor: Pratama


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah