Mengenal Asal Usul Jajan Laklak: Kue Tradisional Legendaris Khas Bali Berkaitan Dang Hyang Nirartha

20 Mei 2024, 06:35 WIB
Jaje laklak atau serabi Bali//instagram.com/beachwalk_bali /

Bali.pikiran-rakyat.com - Pulau Dewata Bali dikenal memiliki budaya dan tempat wisata yang indah, namun berpenghuni mayoritas bergama Hindu itu juga memiliki wisata kuliner yang enak dan khas.

Beberapa kuliner tradisional di pulau ini bahkan dijadikan jamuan pembuka bagi wisatawan yang berkunjung ke suatu tempat wisata di Bali.

Jadi, seakan kurang lengkap apabila wisata ke Bali tidak menikmati kulinernya. Salah satu kuliner untuk suguhan wisatawan adalah jaja laklak Bali. Jaja adalah jajanan berupa kue.

Baca Juga: Gara-gara Elon Musk, Klungkung Rasakan Kecepatan Internet 313,07 Mbps

Jajan ini sekilas mirip dengan kue serabi (Jawa) atau surabi (Sunda atau Bandung).

Jajanan tradisional khas Bali ini biasanya disuguhkan sebagai pengantar minum kopi dan teh maupun suasana lainnya.

Seiring perkembangan pariwisata, jaja Bali sudah merambah untuk kepentingan wisata sebagai suguhan wisatawan saat masuk ke suatu tempat wisata.

Jajanan tradisional Laklak bisa ditemukan di pasar tradisional atau warung-warung ataupun pedagang kue tradisional yang ada di Bali.

Baca Juga: Bule Amerika Hajar Pecalang di Kuta Damai? Gatot: Jangan Ada Kesan Pukul Dulu Lalu Damai Kemudian

Bahan untuk pembuatan jajan laklak ini sebagaimana jenis kue tradisional nusantara lainnya.

Baca Juga: Mau Atraksi Wisata Rafting di Bali? Wajib Tahu Ini, Pasti Menyenangkan

Berbahan dasar tepung beras yang dicampur dengan air, gula, dan pewarna alami seperti daun suji untuk warna hijau dan santan untuk yang warna putih.

Kue ini disajikan dengan gula merah yang dicairkan dan taburan parutan kelapa.

Tapping cara masak dengan kayu bakar sehingga menimbulkan sensasi rasa yang menarik untuk dinikmati.

Jajan laklak Bali sendiri erat berkaitan masyarakat dan Agama Hindu.

Baca Juga: Duet Suyasa – Disel Lawan Kubu Giri Prasta di Pilkada Badung, PDI Perjuagan Menyusul?

Dimana dalam ajaran Agama Hindu Bali jajan dijadikan sebagai salah satu bahan untuk perlengkapan upacara.

Jajan laklak Bali juga kabarnya tidak terlepas dengan sejarah perjalananan Dang Hyang Nirartha.

Seperti apa ceritanya?

Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, pada Sabtu 29 juli 2023, salah satu kisah pelayaran penyeberangan Dang Hyang Nirartha dan keluarganya dari Blambangan melintas selat Bali menuju daratan Bali.

Baca Juga: Vietnam Ikut Terkejut, Indonesia Disebut Punya Peluang Main di Olimpiade Gantikan Israel, Tunggu Sanksi FIFA

Singkat cerita setelah berhasil mendarat di Bali ketika Dang Hyang Nirartha memasuki hutan rimba raya (Jimbarwana), Dang Hyang Nirartha masuk ke mulut naga yang sedang menganga dan masuk menuju perutnya.

Di dalam perut naga Dang Hyang Nirartha menemukan tiga tangkai bunga teratai berwarna biru tua (tunjung biru), merah (tunjung bang) dan putih (tunjung petak).

Teratai itu dipetik dan Dang Hyang Nirartha secara tiba-tiba keluar dari perut naga.

Anak dan istrinya ketakutan melihat Dang Hyang Nirartha keluar dari mulut naga dalam keadaan tubuhnya berwarna-warni kelihatan hitam, putih lalu berubah lagi berwarna kemerahan. Dalam keadaan ketakutan anak dan istrinya serentak melarikan diri.

Baca Juga: Pilkada: Suyasa Undang 12 Parpol, Giri Prasta Kumpulkan Klian dan Bendesa Adat se Badung Lalu Minta Dukungan 2

Dengan sabar Dang Hyang Nirartha mencari anak dan istrinya. Putra dan putrinya berhasil ditemukan kecuali istri dan satu putrinya yang bernama Ida Diah Swabawa.

Karena dicari kemana-mana tetap tidak ditemukan maka Dang Hyang Nirartha menganggap mereka sudah meninggal.

Selanjutnya agar arwah anak dan istrinya tidak terlunta-lunta maka Dang Hyang Nirartha melakukan upacara penyupatan dan kemudian arwah istri dan anaknya didewakan sebagai Dewi Melanting di Pura Pulaki.

Baca Juga: 5 Hal yang Wajib Kamu Lakukan saat ke Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jangan Sampai Terlewat!

Namun di lain pihak Dang Hyang Nirartha terperanjat melihat salah satu putrinya yang tidak lari yaitu Ida Rai Istri, sehingga dianugrahi sebuah kekuatan untuk menguasai seluruh makhluk halus yang ada di alam ini (dengan gelar Ratu Niang Sakti).

 Beliau bersedia namun ada satu permintaannya yaitu mohon diberi sesajen berupa jaja laklak tape. Hal ini disanggupi oleh Dang Hyang Nirartha sebagai ayahandanya.

Sejak saat itulah jaja laklak tape dikenal sebagai sebuah sarana upacara khususnya sebagai persembahan pada Bhuta-Bhuti agar tidak mengganggu kehidupan manusia di Bali.

Dan dengan pengalaman itu penggunaan jaja laklak dalam upacara dan upakara menjadi sangat umum dan diperkenalkan secara luas oleh Dang Hyang Nirartha kepada masyarakat di Bali.

Baca Juga: Vietnam Ikut Terkejut, Indonesia Disebut Punya Peluang Main di Olimpiade Gantikan Israel, Tunggu Sanksi FIFA

Namun, seiring perkembangan pariwisata, jaja laklak Bali juga dijadikan sebagai kuliner wisata yang digemari para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. ***

Editor: Nyoman Askara

Tags

Terkini

Terpopuler