Bali.pikiran-rakyat.com - Nyepi, hari raya yang sakral bagi umat Hindu di Bali, dirayakan dengan serangkaian ritual yang mendalam dan penuh makna.
Tujuan utama Nyepi adalah untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Pada hari ini, seluruh aktivitas di Bali dihentikan. Berikut adalah penjelasan mengenai empat larangan utama yang harus dipatuhi selama Nyepi dan aktivitas yang dilakukan oleh umat Hindu Bali.
Baca Juga: Hitung-hitungan Timnas Indonesia Lolos ke Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Empat Larangan Nyepi
1. Baca Juga: KAI Bali Tambah Anggota Baru, Usulkan Pembatasan Usia AdvokatAmati Geni
Larangan ini berarti tidak boleh menyalakan api, lampu, atau menggunakan listrik dan perangkat elektronik.
Pada hari Nyepi, semua jaringan komunikasi dan internet di Bali diputuskan untuk memastikan seluruh pulau dalam keadaan hening dan gelap.
2. Amati Karya
Pada hari ini, umat Hindu Bali tidak diperbolehkan bekerja atau melakukan aktivitas apapun.
Larangan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada individu untuk merenungkan dan melakukan introspeksi diri atas segala tindakan yang telah dilakukan selama setahun terakhir.
3. Amati Lelungan
Tidak diperbolehkan bepergian. Semua jalan, transportasi umum, dan bahkan bandara di Bali ditutup.
Umat Hindu Bali tetap berada di rumah dan lingkungan sekitarnya selama 24 jam penuh.
Baca Juga: Hari Raya Pesta Arak Bareng, Robert Ayub Ottu Kepruk Kepala Frederikus dengan Botol Bir
4. Amati Lelanguan
Pantang untuk bersenang-senang. Ini berarti umat Hindu Bali tidak boleh mengadakan pesta, hiburan, atau aktivitas yang bersifat rekreasi.
Aktivitas yang Dilakukan Selama Nyepi
Pada hari Nyepi, umat Hindu Bali bermeditasi dengan berpuasa selama 24 jam, tidak makan dan minum.
Ini adalah waktu untuk menyucikan pikiran dan jiwa melalui introspeksi mendalam dan meditasi.
Melalui puasa dan meditasi, mereka memohon keberkahan dan penyucian dari Tuhan.
Nyepi merupakan salah satu momen paling sakral di Bali, di mana ketenangan dan kesunyian menjadi simbol penyucian diri dan alam semesta.
Hari ini tidak hanya memberikan kedamaian dan ketenangan bagi umat Hindu Bali, tetapi juga menawarkan kesempatan langka bagi seluruh pulau untuk beristirahat dan merefleksikan kehidupan. ***